PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL DI SEKOLAH BERBASIS KEUGGULAN BUDAYA KHAS SAPEKEN DI KABUPATEN SUMENEP
Kata Kunci:
Model Pembelajaran, Muatan Lokal, Berbasis Keunggulan BudayaAbstrak
Keanekaragaman budaya dan bahasa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke menemukan berbagai perbedaan dan bentuk budaya dan bahasa. Budaya yang beraneka ragam ini merupakan tanggung jawab bersama untuk menjaga, mengembangkan, dan memantapkan nilai-nilai agar tetap menjadi bagian dari jati diri bangsa Indonesia. Membaca keragaman tersebut Indonesia membutuhkan strategi dan tanggung jawab dalam meningkatkan dan melestarikan budaya lokal. Menghadapi fenomena suksesi nasional di Indonesia, masih banyak masyarakat khususnya pelajar di lembaga pendidikan masih awam dengan budaya lokal. Untuk penelitian ini, kami memilih pendekatan kualitatif (pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif) yang mencakup pertimbangan praktis dan moral. Pengembangan pendidikan keunggulan Muatan lokal bahasa Bajo pertama harus didukung oleh SDM (guru budaya Lokal) yang berkualitas yang memiliki pengetahuan budaya, khususnya mengenai bahasa, memiliki kemampuan dalam menyusun rencana pembelajaran yang baik serta mampu melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar yang mempuni. Model Pembelajaran Muatan lokal bahasa Bajo ini akan memberikan manfaat kedua sebagai pedoman atau acuan bagi guru-guru budaya lokal di semua tingkatan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran budaya lokal; ketiga menyeimbangkan keberagaman bahasa di pulau Sapeken dengan menetapkan empat bahasa yang penting untuk dipelajari dalam materi muatan lokal, yaitu bahasa Madura 50%, bahasa Bajo 30%, bahasa Mandar 10%, dan bahasa Bugis 10%.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.