PEMANFAATAN LIMBAH HASIL INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH (IPAL) TAMBAK UDANG BERBASIS TEKNOLOGI BIOFILTER AERASI DI KABUPATEN SUMENEP

Penulis

  • Alvin Arifin Universitas KH. Bahaudin Mudhary Madura

Kata Kunci:

Limbah, IPAL, Biofilter

Abstrak

Tambak udang merupakan salah satu kegiatan di wilayah pesisir yang berpotensi
memberikan dampak pencemaran terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan tambak udang mengandung bahan organik yang berasal dari hasil ekskresi dan sisa pakan udang tersebut. Sumber air di Desa LapaTaman sudah terinfeksi oleh bakteri Escherichia coli (E. coli), maka peneliti fokus untuk menangani bagian limbah dari tambak udang. Dalam penelitian, ukuran IPAL adalah 2x1 kemudian air bisa dialirkan keluar tambak setelah melalui proses filtrasi, desain dan pengoperasian IPAL minimalis untuk pengadaan IPAL paling sederhana dengan biaya operasional terendah. Namun, jika petambak rela mengeluarkan biaya lebih untuk meningkatkan kualitas air buangan limbah tambak udangnya atau kualitas effluent/air buangan masih belum optimal dapat menerapkan tambahan kolam aerasi/biofiltrasi/disinfeksi dengan tambahan luasan 20% dari luas IPALminimalis yang ada. Maka modifikasi IPAL minimalis dapat berupa kolam IPAL minimalis dengan kolam biofiltrasi dan kolam IPAL minimalis full aerasi dengan kolam biofiltrasi/disinfeksi. Keberhasilan pengoperasian IPAL minimalis adalah pengeluaran lumpur secara rutin dari central drain IPAL minimalis ke kolam drying bed sehingga tidak ada deposit lumpur di kolam IPAL minimalis tersisa, hanya limbah cair saja. Pada tahap awal petambak dapat menerapkan IPALyang minimalis untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar dan kesinambungan budidaya tambaknya.

Unduhan

Diterbitkan

2022-12-01

Terbitan

Bagian

Artikel